Total Tayangan Halaman

Senin, 26 September 2011

Pemain Persebaya 1927 Ancam Hengkang

Pemain-pemain asli Surabaya binaan klub internal Persebaya, yang bergabung dengan tim Persebaya versi Cholid Goromah, mulai resah. Mereka semakin tidak nyaman dengan dualisme yang belum berakhir. Mereka pun mengancam akan hengkang dari tim.

Kabar ini diungkapkan Cholid saat ditemui wartawan di Mess Persebaya 1927, Senin (26/9/2011) sore. Ia banyak mendapat informasi, baik dari pemain sendiri maupun orang lain, bahwa pemain mulai resah dengan kondisi serba tidak menentu ini.

"Kita sudah mendengar dan mendapat informasi, baik langsung maupun pesan pendek, maupun lewat dari pemain yang lain. Pemain inti asal dari Surabaya akan keluar kalau Persebaya tidak dipegang dengan pemiliknya sendiri, dari 30 klub anggota sebagai pemilik," kata Cholid.

Saat ini, di tim yang dilatih Divaldo Alves itu, mayoritas pemain memang hasil binaan klub internal, seperti Endra Prasetya, Dimas Galih, Sunaji, Mat Halil, Nur Fasta, Lucky Wahyu, Arif Ariyanto, Ryan Wahyu, Aulia Ardli hingga trio Rendi Irwan, Taufiq, dan Andik Vermansyah.

"Cukup pengalaman Persebaya pada saat dipegang Wisnu Wardhana, mereka tidak ingin terulang," lanjut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pengcab PSSI Surabaya ini.

Ketika dikonfirmasi, beberapa pemain asli binaan Persebaya mengamini pernyataan Cholid. Salah satu pemain yang menolak namanya disebutkan berharap, dualisme Persebaya cepat selesai, sehingga mereka dapat berkonsentrasi penuh untuk kompetisi. Untuk itu Cholid berharap PSSi memberikan keputusan seadil-adilnya atas masalah ini. 

Jumat, 09 September 2011

Inilah Profil Pemain Baru Persebaya

 Persebaya dipastikan mendapatkan mantan pemain Sporting Lisbon dan Manchester United (MU), Amancio Fortes dengan banderol hampir Rp 1 miliar per musim. Tapi, siapakah sebenanya Fortes ini?

Fortes merupakan salah satu pemain termahal di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Saat berbaju Semarang United, duit yang dikeluarkan sebesar Rp 3 miliar. Tak ayal saat itu pemain yang masih berusia 21 tahun ini menjadi pemain termahal di LPI.

Sebelum datang ke Indonesia, Fortes mengawali karier junior di klub besar Portugal, Sporting Lisbon. Selepas dari Sporting, ia bergabung dengan klub Divisi II Portugal, Real Massama. Nah saat itulah ia sempat dilirik MU.

Pemain berambut mohawk ini pun berbagung dengan tim U-19 MU. Setahun menimba di tim Sir Alex Ferguson, Fortes kembali ke Portugal bersama Massama.Setahun berselang, ia berbaju tim Divisi I Portugal, Uniao Da Madeira.

Enam tahun menimba ilmu di Portugal dan Inggris, Fortes kembali ke Angola bersama klub Liga Utama Angola Recreativo Libolo dan Interclube. Baru di tahun 2011, ia ke Indonesia dan memperkuat Semarang United. Tapi penampilannya tak terlampau mengkilap. Ia hanya mampu membawa SU ke ke posisi 9 klasemen LPI. Sekarang ia resmi berbaju. Mampukan Fortes membawa Persebaya bertaji di Liga Indonesia? Kita nantikan saja kiprahnya.[sya]

Nama Lengkap     : Amancio Jose Pinto Fortes
Lahir                  : Luanda, Angola, 18 April 1990
Kebangsaan        : Angola
Posisi                 : Gelandang
Tinggi/ Berat        : 170 cm/ 65 kg

Karir Klub :

2003 - 2004     : Sporting Lisbon (U-15)
2004 - 2005     : Real Massama (U-15)
2005 - 2006     : Real Massama (U-17)
2006 - 2007     : Manchester United (U-19)
2007 - 2008     : Real Massama (U-19)
2008 - 2009     : Uniao Da Madeira (U-19)
2009         : Recreativo Libolo (Liga Utama Angola)
2010         : Interclube (Liga Utama Angola)
2011         : Semarang United
2011 -         : Persebaya

Kamis, 08 September 2011

Mantap! Bonek-Deltamania Berdamai

 Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan Pemerintah Kota Surabaya jadi mediator pertemuan antara Bonekmania, suporter Persebaya Surabaya, dengan Deltamania, suporter Deltras Sidoarjo, Kamis, 8 September 2011.

Perdamaian dilakukan setelah lama kedua kubu suporter saling bermusuhan. "Hentikan permusuhan dan pertengkaran," kata Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, di pendapa Kabupaten Sidoarjo.  Koordinator Deltamania Saiful Baqirok menjelaskan bibit permusuhan antara Deltamania dengan Bonekmania terjadi sejak setahun lalu.

Bonekmania merusak sekretariat Deltamania di Gelanggang Olahraga Delta Sidoarjo. Mengakibatkan sejumlah barang rusak, seperti drum, pengeras suara, dan seperangkat komputer. "Kami berharap Bonek mengganti barang yang rusak," katanya.

Permusuhan berlanjut usai pertandingan uji coba antara tim nasional U 23 lawan Persebaya Surabaya pada 25 Agustus lalu. Terjadi saling serang antara Bonekmania dan Deltamania, sejumlah suporter mengalami luka-luka.

Ia juga meminta bonekmania tak mengulangi perbuatan serupa serta tak melakukan perusakan termasuk di wilayah yang lain. Pertemuan antar kedua belah suporter ini diharapkan menemukan solusi menghentikan permusuhan. Serta menjalin hubungan yang lebih baik antar suporter untuk membangun persepakbolaan di tanah air.

Wakil Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono mewakili Bonekmania berjanji akna membina mereka agar tak anarkis, serta memperbaiki citra agar lebih santun. "Kami berharap bisa menjalin hubungan lebih baik dengan suporter lain," katanya.



sumber : http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2011-09-09/111299/Mantap!_Bonek-Deltamania_Berdamai

Rabu, 07 September 2011

FIFA Restui Format Kompetisi 2 Wilayah







Jakarta--PSSI akan segera menentukan format Liga untuk musim 2011/2012. langkah PSSI itu semakin ringan menyusul lampu hijau dari Federasi Tertinggi Sepakbola Dunia (FIFA).

PSSI berencana untuk membagi kompetisi musim ini menjadi dua wilayah. Hal ini dimaksudkan agar tidak memberatkan klub-klub yang kurang secara finansial ketika tampil tandang.

Dalam keterangan persnya di Kantor Sekretariat PSSI, Selasa (6/9/2011), setelah mengikuti pertemuan dengan para pengurus baru PSSI, Direktur Pengembangan dan Asosiasi FIFA Thiery Regennas mengungkapkan bahwa FIFA menyerahkan sepenuhnya format liga dan nasib LPI ke tangan PSSI.

Regennas juga menuturkan bahwa maksud kedatangan FIFA dan AFC kali ini adalah untuk memantau sekaligus memberikan beberapa masukan terkait format Liga kepada PSSI.

"AFC (Konfederasi Sepakbola Asia) dan FIFA mendukung keputusan PSSI dan yang terbaik bagi Indonesia. Kami fokus pada pembangunan sepakbola Indonesia," ujar Ketua Komite Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus.

Guna memastikan format liga, Komite Eksekutif (Exco) PSSI dijadwalkan untuk mengadakan rapat pada 12 September mendatang. Selanjutnya, seluruh klub diharuskan registrasi ulang pada 20 September.

Sementara itu, PSSI sudah menyerahkan berkas-berkas seluruh klub pada AFC untuk diverifikasi. Menurut Sihar, AFC masih memberi kesempatan pada klub-klub yang belum memenuhi 15 persyaratan, termasuk finansial dan kelengkapan sarana berupa stadion.

"AFC menegaskan 15 persyaratan tidak boleh bolong. Kami akan bekerja maraton agar klub tetap bisa berlaga di ACL (Liga Champions Asia). AFC akan melakukan inspeksi stadion pada 26 September nanti," tandasnya.

Senin, 05 September 2011

Selamatkan Persebaya Sekarang Juga!

SELAMA empat tahun terakhir, Persebaya tak pernah lepas dari masalah. Problem selama bertahun-tahun pun tetap sama, yakni gegeran antar pengurus. Kini masalah internal ini berimbas ke eksistensi Bajul Ijo di kompetisi sepanbola nasional. Persebaya terancam tidak ikut kompetisi. Lalu siapa biang dari keruwetan Persebaya saat ini?

Suka atau tidak suka internal Persebaya sendirilah yang patut mintai pertangungjawaban. Siapa internal Persebaya itu? Tak lain dan tak bukan adalah mereka yang selama ini mengklaim sebagai pemilik Persebaya, yakni 30 klub anggota. Mereka ini boleh saja mengklaim sebagai pemilik tim Persebaya, tapi secara tidak sadar mereka menjadi parasit, sekaligus biang masalah di tim ini.

Jika di-flashback ke belakang, klub juga lah yang mengkudeta Arif Afandi dari kursi Ketua Umum Persebaya, medio 2008 silam. Saat itu tanda-tanda klub kurang nyaman dengan kepemimpinan Arif mulai nampak sejak Arif gagal membawa Persebaya ke Superliga. Beberapa klub pun mulai melakukan manuver.

Puncaknya ketika Arif hendak membawa era baru di Persebaya, yakni era industri. Saat itu Arif menggandeng Medco Group sebagai investor. Berdalih takut Persebaya bernasib sama seperti Mitra Surabaya dan Persijatim, klub makin gencar menggoyang kursi Arif. Akhirnya Arif pun luluh. Mantan Pemimpin Redaksi (Pimred) salah satu koran lokal ini akhirnya mundur.

Posisi Arif digantikan Saleh Ismail Mukadar. Nama Saleh sudah mencuat sejak posisi Arif goyang. Nampaknya Saleh adalah sosok yang sudah disiapkan klub sebagai pengganti. Dengan mudah Saleh melenggang ke kursi Ketua Umum Persebaya ex-officio Ketua Pengcab PSSI Surabaya, 2008 silam. Tapi baru dua tahun Saleh menjabat, posisinya kembali goyang.

Saat itu, benih perpecahan di Persebaya mulai tumbuh menjelang Musyawarah Cabang (Muscab) PSSI Surabaya yang berlangsung, Senin (26/4/2010) malam hingga, Selasa (27/4/2010) dini hari. Puncaknya terjadi saat Muscab. Sebanyak 11 klub, yakni Suryanaga, Fatahillah, Setia Naga Kuning, IM, Fajar, Polda Jatim, Reedo, Sakti, Bintang Timur, Putera Indonesia, PS AD memboikot Muscab.

Sebelum aksi boikot itu, Muscab juga diwarnai dengan baku hantam antara dua petinggi tim Nanggala dan Ega Putra dengan Cholid Goromah. Media mencium, saat Muscab ini beberapa klub sudah menyiapkan pengganti Saleh. Faktanya, di Rumah Makan Taman Sari malam itu, hadir Wisnu Wardhana yang lengkap menggunakan syal hijau khas Persebaya.

Saat itu Wisnu menunggu di lantai dasar, sedangkang Muscab sendiri berlangsung di lantai dua. Karena Muscab berlangsung ribet dan panjang, Wisnu akhirnya meninggalkan Taman Sari. Dugaan media bahwa Wisnu adalah calon yang disiapkan untuk mengganti Saleh akhirnya terjawab di Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) di Hotel Utami, Senin, 7 Juni 2010 silam.

Muscablub dimana Wisnu akhirnya terpilih ini berlangsung tertutup. Banyak keganjilan yang ditemui, seperti tidak jelasnya jumlah klub yang hadir serta proses terpilihnya Wisnu itu sendiri. Dari pantauan di lokasi, hanya ada 13 klub yang datang, antara lain, Suryanaga, Assyabbab, Mahasiswa, Fatahillah, Sakti, Reedo, Fajar, HBS, Mitra, Setia Naga Kuning, Ega Putra, Nanggala dan PSAD.

Namun menurut ketua tim caretaker, Wastomi Suheri, dari 30 undangan, sebanyak 17 klub hadir di Muscablub. Tapi ketika diminta untuk merinci, Wastomi berlagak lupa. Anehnya lagi, beberapa unsur yang tidak mempunyai suara, seperti pengawas pertandingan dan wasit diperbolehkan masuk. Lucunya, salah seorang suporter Persebaya, Bonek bahkan dipersilahkan masuk.

Jumat 15 Oktober 2010 siang, kubu Wisnu melakukan pertemuan di rumah dinas Wisnu, di daerah Jambangan, Surabaya. Agenda pertemuan itu adalah Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) Persebaya Surabaya dan dihadiri 14 klub. Wisnu mendapat back up dari mantan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. Agar tidak dikira hanya membual, Wisnu pun menunjukkan surat mandat dengan nomor 2503/PGD/72/X-2010 yang ditandatangani Nurdin dan Sekjen PSSI, Nugraha Besoes.

Persebaya pun resmi pecah. Persebaya Wisnu bermain di Divisi Utama (DU). Sedangkan Persebaya yang dikomando Saleh Mukadar dan Cholid Goromah berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI). Agar tak dianggap sama, Persebaya versi Saleh ini menambahkan embel-embel 1927 di belakang namanya. Usai itu, penulis tak perlu menjelaskan lika-liku perjalanan kedua tim ini. Sebab, sudah pasti anda-anda pembaca setia beritajatim.com mengetahuinya.

Setahun berselang. Saat PSSI sudah berganti kepemimpinan ke Djohar Arifin Husin, kondisi internal Persebaya masih saja sama, terpecah. Kubu Saleh dan Cholid merasa paling benar, karena mereka didukung mayoritas klub anggota. Sedangkan klub-klub sisanya menyokong Wisnu Wardhana. Sampai tulisan ini diturunkan, kedua pihak tak mau berdamai.

Imbasnya tentu ke Persebayanya sendiri. Salah satu tim legenda di Indonesia itu kini terancam tidak bisa mengikuti kompetisi anyar yang rencananya digeber, 8 Oktober nanti. Tentu pecinta Persebaya tak ingin kemungkinan buruk itu terjadi. Sudah cukup. Kini saatnya pihak-pihak yang mengaku pemilik serta cinta Persebaya itu duduk bersama.

Buang ego masing-masing dan berpikir bagaimana mengembalikan kejayaan Persebaya. Sudah cukup. Hentikan kekisruhan ini. Save Our Persebaya, Now.

Jumat, 02 September 2011

Pelatih Persebaya Masih di Portugal

Arsitek anyar Persebaya, Divaldo Alves dipastikan absen saat Persebaya memulai sesi berlatih perdana setelah libur lebaran, Senin (5/9/2011) mendatang. Eks pelatih Minangkabau FC ini baru tiba di Indonesia pertengahan September.

"Pelatih pecatan Persijap rencananya minggu ke-2 September datang ke Indonesia," kata Llano dalam BlackBerry Messenger (BBM) pada beritajatim.com. Saat ini, Alves masih berada di negaranya, Portugal.

Rencananya, sebelum pelatih yang menggantikan posisi Aji Santoso ini datang, tim akan ditangani sementara oleh asisten Persebaya, Ibnu Grahan. "Iya, Ibnu sudah sering komunikasi dengan Divaldo via email," lanjut mantan manajer lisensi PT Liga Indonesia ini.

Hingga kini, penunjukan Alves sebagai pelatih Persebaya menggantikan Aji masih menjadi perdebatan. Llano dinilai berani karena merekrut pelatih yang tak berprestasi di Indonesia itu. Sebelum membawa Minangkabau bertengger di peringkat 10, Alves terlebih dulu dipecat manajemen Persijap karena hasil buruk di dua pertandingan.

Meski begitu Llano tetap bersih keras jika Divaldo lah sosok yang pas, serta mampu meneruskan sepakbola tiki-taka yang selama ini sukse diterapkan Aji di tim Persebaya.

"Filosofi kepelatihan yang dipegang dengan kondisi pemain yang ada, itu yang menjadi pertimbangan. Yang pasti pelatih baru penganut paham La Masia, Barcelona," tutur Llano beberapa waktu lalu. 

Senin, 22 Agustus 2011

Bajul Ijo Penuhi Syarat Level 1









Persebaya akhirnya menyerahkan berkas kesangggupan bermain di kompetisi profesional, level 1. Penyerahan berkas itu dilakukan tepat di hari terakhir, yakni Senin (22/8/2011) hari ini.

Media relation Persebaya, sekaligus utusan yang ditunjuk untuk menyerahkan berkas, Ram Surahman mengatakan, siang nanti dirinya akan mendatangi kantor PSSI untuk menyerahkan dokumen-dokumen sebagai syarat klub profesional.

"Sudah 90 persen. Tinggal melengkapi deposit saja. Siang nanti saya pastikan berkas masuk ke PSSI," kata Ram kepada beritajatim.com.

Ram mengungkapkan, segala aspek yang disyaratkan PSSI sudah dipenuhi klub berjuluk bajul ijo ini. "Tinggal bukti transfer deposit saja yang harus saya serahkan di Jakarta," lanjut mantan wartawan olahraga ini.

Lebih lanjut ia menjabarkan, dari lima aspek yang disyaratkan, yakni legal, financial, administrasi personal, supporting dan infrastruktur, semuanya sudah beres. Aspek infrastruktur misalnya, Persebaya dipastikan akan menggunakan stadion Gelora 10 Nopember sebagai homebase.

"Sebagai lapangan pendamping, kita menggunakan Lapangan Karanggayam yang sudah berpuluh tahun kita gunakan," imbuh Ram.

Sedangkan untuk supporting, Persebaya menggandeng Pengcab PSSI Surabaya yang membina pemain mulai dari U-12 hingga U-21. Bahkan kedua belah pihak, menurut Ram, sudah melakukan Nota kesepahaman (MoU). "Semua kita satukan jadi satu berkas. Ada 700 halaman," tutup Ram.