Menurut asisten pelatih Persebaya 1927, Ibnu Grahan, awalnya tim pelatih yang dikomando Aji Santoso kurang sreg dengan kualitas Fandi. Apalagi postur putra pertama legenda Persebaya, Yusuf Ekodono ini kurang memenuhi sebagai seorang tukang gedor. "Dia masih muda. Untuk itu di turnamen ini kita coba Fandi di turnamen ini," ujar Ibnu, Senin (25/7/2011).
Namun keraguan tim pelatih terjawab di lapangan hijau. Satu gol dan satu assist saat Persebaya 1927 cukup menjadi bukti 'si anak hilang' harus kembali ke rumah yang sebenarnya, Persebaya. Klub yang mengorbitkan nama besar Yusuf sebagai striker nomor wahid Indonesia di era 90an. "Kalau untuk masuk Persebaya wajib hukumnya bagi Fandi. Karena dia berasal dari klub anggota Persebaya," tegas eks gelandang Persebaya itu.
Saat ini bukan hanya Persebaya saja yang berminat menggunakan tenagan striker 20 tahun itu. Persela juga jatuh cinta dengan Fandi. Ini tak lepas prestasi Fandi yang membaewa Laskar Joko Tingkir U-21 juara Superliga U-21. Pada kompetisi itu, Fandi didaulat sebagai pemain terbaik plus top skor.
Fandi sendiri jauh hari mengaku belum menerima pinangan Prsela. "Masih ngoisasi. Belum teken. Semua saya serahkan ke ayah saya," jelas Fandi. Fandi adalah prosuk asli Surabaya. Ia bergabung dengan tim internal Fajar. Setelah it, Fandi ditarik untuk membela tim Porprov Kota Surabaya.
Moncer di Porprov, Fandi ditarik ke tim junior. Kala itu ia sempat bermain untuk tim Divisi II, Surabaya Muda dan Persebaya U-21. Hingga akhirnya ia dipinjam Persela U-21 dan membawa tim itu juara Superliga U-21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar